Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) secara umum adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan kemajuan teknologi dengan pengambilan, pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (RISTEK,
2006). Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras,
perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun
telekomunikasi. Istilah TIK atau Information and Communication
Technology (ICT), muncul setelah berpadunya teknologi komputer,
baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya, dan teknologi komunikasi
sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke-20.
Pada bidang pendidikan,
perkembangan TIK tentunya dapat memberikan dimensi baru dalam hal
kemampuan untuk mendapatkan literasi atau referensi bagi para pengajar
maupun mahasiswa. Berbagai sumber yang dapat dijadikan referensi bagi
kalangan akademik pada saat ini terasa lebih mudah untuk didapatkan.
Berbeda jika kita bandingkan
pada era sekitar 10 atau 15 tahun yang lalu, ketika kita akan mencari
bahan penelitian yang akan dijadikan sebagai referensi, akan terasa
sulit dan kita hanya bergantung pada buku-buku dan penelitian-penelitian
sebelumnya.
Perkembangan ilmu yang
terjadi selama ini tidaklah berlangsung secara tiba-tiba, melainkan
terjadi secara bertahap. Perkembangan ilmu terjadi karena manusia selalu
dihadapkan pada tantangan alam, situasi dan kondisi yang memacu daya
kreativitasnya. Selalu terdapat dorongan untuk membuat manusia melangkah
ke arah kemajuan dan dorongan tersebut adalah rasa ingin tahu.
Untuk membangun sistem
pendidikan Indonesia yang berkualitas diperlukan adanya
dukungan seluruh komponen secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Perkembangan global saat ini menuntut adanya perkembangan dari segi
kualitas sumber daya manusia. Dunia pendidikan Indonesia telah mengalami
banyak transformasi, mulai dari metode, fokus, kurikulum, dan lainnya.
Pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang.
Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi
pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan
pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan wujud dari
kesadaran untuk mengoptimalkan pendaya-gunaan teknologi dalam membantu
proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun
televisi pendidikan adalah tidak adanya interaksi imbal-balik yang
seketika. Siaran bersifat searah, dari nara sumber belajar atau
fasilitator kepada pembelajar.
Teknologi komputer dengan
kemampuan-nya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis,
gambar, suara, dan movie) memberikan peluang baru untuk
mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila
televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih-lebih bila
materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis
teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real
time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis
Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan
keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada
di satu tempat yang sama.
Pemanfaatan teknologi video
conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet,
memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke
jaringan komputer. Selain aplikasi puncak seperti itu, beberapa peluang
lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan
sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.
Pada penelitian ini akan
dibahas tentang beberapa alternatif media yang dapat dimanfaatkan oleh
dosen, mahasiswa, ataupun masyarakat umum dalam melakukan penyebaran
ilmu pengetahuan (sharing of knowledge) seperti Electronic
Book (e-Book), Electronic Learning (e-learning),
dan beberapa aplikasi lainnya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknologi Web
Teknologi World Wide Web
(WWW) atau singkatnya web, seakan-akan telah menghilangkan batasan
tempat dan waktu dalam berkomunikasi antar berbagai komunitas di segala
penjuru dunia. Dengan begitu pesatnya arus internet, perkembangan
teknologi web pun semakin hari semakin canggih saja. Pertama kali
diperkenalkan dan dikembangkan oleh Tim Berners-Lee pada tahun 1989,
Web versi 1.0 adalah langkah awal dunia internet (El Diablue,
2009).
Dengan teknologi ini,
Internet dapat digambarkan layaknya sebuah papan pengumuman raksasa yang
menyediakan berbagai informasi dari berbagai penjuru dunia. Disini
konsumen hanya diberikan hak untuk mencari (search) and read
(mencari dan membaca), sedangkan otoritas untuk menampilkan dan merubah
content tetap dipegang oleh pemilik website sepenuhnya.
Istilah Web 2.0 pertama kali
digemborkan oleh Tim O’Reilly dan dikembangkan sekitar tahun 2004.
Sebenarnya Web 2.0 bukan merupakan teknologi baru, karena sama dengan
Web 1.0, Web 2.0 masih dibangun dengan menggunakan HyperText Markup
Language (HTML). Tidak seperti pendahulunya, Web 2.0 memungkinkan
adanya komunikasi dua arah. Seorang pembaca dapat menayangkan kontennya
sendiri atau memberikan tanggapan terhadap konten pengguna lain melalui
aplikasi guestbook, comment, polling, dan
lain-lain.
Dengan teknologi ini
kehidupan sosial di dunia maya benar-benar terasa. Jaringan sosial
seperti Friendster, MySpace, Facebook dan lainnya membuat
internet semakin terasa hidup. Pengguna internet tidak hanya dapat
mencari informasi, tetapi juga dapat mencari teman, relasi bisnis atau
bahkan pasangan hidup. Jaringan Luas. Konten Web yang awalnya sedikit,
dapat berkembang dalam waktu yang sangat cepat. Setiap orang dapat
memberikan kontribusinya dalam suatu website.
Hal ini menciptakan suatu
jaringan informasi yang lebih luas dan dinamis. Jaringan Luas. Konten
Web yang awalnya sedikit, dapat berkembang dalam waktu yang sangat
cepat. Setiap orang dapat memberikan kontribusinya dalam suatu website.
Hal ini menciptakan suatu jaringan informasi yang lebih luas dan
dinamis.
Inilah terobosan
terbaru dalam WWW. Web 3.0 menyempurnakan aspek interaksi dari Web 2.0.
Teknologi ini menawarkan adanya interaksi lebih nyata yang bersifat
virtual 3D. Dengan demikian, pengguna internet akan diberikan semua
fasilitas layaknya dalam kehidupan nyata. Pengguna akan diberlakukan
layaknya pengunjung butik dalam mendapatkan apa yang diinginkannya.
Bukan seperti pengunjung supermarket yang harus mencari dan mendapatkan
barangnya sendiri.
Sebagai teknologi
yang masih dikembangkan, Web 3.0 memberikan gambaran yang cukup
menjanjikan bagi industri WWW di masa depan. Perusahaan di dunia seperti
Google Co-Ops dan Secondlife merupakan contoh
beberapa perusahaan yang mulai melirik Web 3.0.
Bukan hanya di
negara-negara maju, di Indonesia pun ada yang mulai mengembangkan Web
3.0, yaitu Li’L Online (LILO) Community. Namun, di
Indonesia, perkembangan Web 3.0 mungkin akan sedikit terseok. Perlu
diketahui, bahwa untuk mendukung Web 3.0 dibutuhkan kecepatan akses
internet yang memadai dan spesifikasi komputer yang tidak enteng, dengan
harga yang tentunya tidak murah.
Untuk itu, kita
hanya bisa berharap agar kelak harga komputer dan biaya koneksi internet
di Indonesia jadi lebih terjangkau oleh masyarakat. Ditambah lagi
dengan pertumbuhan jasa provider Intenet di Indonesia juga sangat
mempengaruhi bagi masyarakat kita untuk lebih kompetitif dalam memilih
layanan provider tersebut. Namun kondisi ini juga sangat diperlukan
peranan pemerintah untuk lebih bijaksana dan profesional, terutama dalam
mengatur dan mengeluarkan regulasi tentang pelaksanaan TIK di
masyarakat luas (Loyalty, 2009).
2.2 Media
Media merupakan
alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam
pekerjaan. Media merupakan alat Bantu yang dapat memudahkan pekerjaan.
Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan
dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang
merupakan bentuk jamak dari kata “ medium “ yang berarti “ pengantar
atau perantara “, dengna demikian dapat diartikan bahwa media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Norton, 2001).
Penggunaan media tidak harus
membawa bungkusan berita-berita semua, siswa cukup dapat mengawasi suatu
berita. Dari pendapat tersebut dapat dihubungkan bahwa penyampaian
materi pelajaran dengan cara komunikasi masih dirasakan adanya
penyimpangan pemahaman oleh siswa. Masalahnya adalah bahwa siswa terlalu
banyak menerima sesuatu ilmu dengan verbalisme. Apalagi dalam proses
belajar mengajar yang tidak menggunakan media dimana kondisi siswa tidak
siap, akan memperbesar pekuang terjadinya verbalisme.
Media yang difungsikan
sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian harfiahnya juga
terdapat manusia didalamnya, benda, ataupun segala sesuatu yang
memungkinkan untuk anak didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang
berguna bagi anak didik dalam pembelajaran, dan bagaimana dengan adanya
media berbasis TIK tersebut, khususnya menggunakan presntasi power point
dimana anak didik mempunyai keinginan untuk maju, dan juga mempunyai
kreatifitas yang tinggi dan memuaskan dalam perkembangan mereka di
kehidupan kelak.
Ada beberapa alasan memilih media dalam proses belajar
mengajar, yakni (Santosa, 2005): 1) ada berbagai macam media yang
mempunyai kemungkinan dapat kita pakai di dalam proses belajar mengajar,
2) ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi
tertentu, 3) ada perbedaan karakteristik setiap media, 4) ada perbedaan
pemakai media tersebut, dan 5) ada perbedaan situasi dan kondisi tempat
media dipergunakan.
2.3 Media Berbasis TIK
Penggunaan media
pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam
menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar
media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak
menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang
digunakan adalah Komputer dan LCD Proyektor.
Ditinjau dari
kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media
jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas
dalam keadaan siap pakai (media by utilization) dan media
rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk
maksud dan tujuan pembelajaran tertentu (Idwan, 2009).
Dari pernyataan
tersebut di atas dapat dikategorikan bahwa media Komputer dan LCD
Proyektor merupakan media rancangan yang mana didalam penggunaannya
sangat diperlukan perancangan khusus dan didesain sedemikian rupa agar
dapat dimanfaatkan. Perangkat keras yang difungsikan dalam
menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit computer
lengkap yang sudah terkoneksi dengan LCD Proyektor.
Aplikasi komputer
dalam bidang pembelajaran memungkinkan berlangsungnya proses belajar
secara individual (individual learning). Pemakai komputer atau user
dapat melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi.
Perkembangan teknologi komputer jaringan (computer network/Internet)
saat ini telah memungkinkan pemakainya melakukan interaksi dalam
memperoleh pengetahuan dan informasi yang diinginkan.
Berbagai bentuk
interaksi pembelajaran dapat berlangsung dengan tersedianya medium
komputer. Beberapa lembaga pendidikan jarak jauh di sejumlah negara yang
telah maju memanfaatkan medium ini sebagai sarana interaksi.
Pemanfaatan ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh komputer
dalam memberikan umpan balik (feedback) yang segera kepada
pemakainya.
2.4 Terhadap Minat Belajar Bagi Mahasiswa
Globalisasi
ditandai dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), mendorong terjadinya perubahan di berbagai sektor, tak terkecuali
duni pendidikan pun mengalami perubahan tersebut, seiring dengan
perkembangan masyarakat yang bertumpu pada “masyarkat berbasis
pengetahuan” (knowledge-based society). Sistem pembelajaran pun
mengalami perubahan paradigma, yaitu dari paradigma yang berpusat pada
“mengajar” menjadi berpusat pada “belajar”. Paradigma yang berpusat
belajar berorientasi pada pencapaian tujuan dalam rangka mempersiapkan
siswa menjadi manusia yang dapat belajar secara mandiri (independent
learners).
Pembelajaran
berbasis komputer di era globalisasi sasat inis udah menjadi keharusan.
Infrastruktur dan budaya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
merupakan syarat utama dalam memacu perkembangan TIK diantaranya pelaku
TIK, termasuk penyedia, perancang, dan pemakai TIK. Dalam dunia
pendidikan integrasi TIK pada proses pembalajran sudah banyak
diterapkan, namun masih ada beberapa kendala yang dihadapi pihak sekolah
sebagai unsur pendidikan dalam menerapkan pembelajaran berbasis
komputer, diantaranya biaya yang harus disediakan (Rahayu, 2008).
Dengan memanfaatkan
media teknologi informasi pada proses belajar mengajar, tentunya akan
meningkatkan minat dan prestasi siswa karena dapat lebih termotivasi
untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya.
3. PEMBAHASAN
Pada prinsipnya
penelitian ini memberikan sharing pengetahuan dan pengalaman
tentang pemanfaatan dan penerapan media Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) terutama dalam menggunakan teknologi web yang
meng-khususkan diri sebagai media pembelajaran seperti Electronic
Book (e-Book), Electronic Learning (e-learning), Electronic Magazine
(e-Zine), e-Laboratory, Web Blog, dan Content Management
System.
3.1 Electronic Book (e-Book)
Buku elektronik atau e-Book
adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan
informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Pada e-Book
dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun
movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan
buku konvensional. e-Book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang
dapat dibuka secara elektronis melalui komputer (Wibawanto, 2007).
e-Book ini berupa file dengan
format beragam, ada yang berupa pdf (portable document format)
yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau
sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format htm, yang dapat dibuka
dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang
berbentuk format executable (exe).
Jenis e-Book paling sederhana
adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk
elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan
buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas
sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas
4,7 sampai 8,5GB), ataupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia
sampai 4GB).
Bentuk yang lebih kompleks
dan memerlukan rancangan yang lebih cermat ada pada misalnya Microsoft
Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam
format multimedia. Format multimedia memungkinkan e-Book menyedia-kan
tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur
multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik, misalnya,
dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga
pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.
Pada kebanyakan e-Book
menggunakan bentuk format pdf, karena lebih mudah dalam mempergunakannya
dan mudah dalam mengolah security. Cara membuka e-book ini sangat
mudah. Anda dapat mendownload program tersebut (Acrobat Reader 5.0 dan
WinZip 8.0) di berbagai situs, seperti www.download.com.
3.2 Electronic Learning (e-learning)
Beragam definisi dapat
ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya,
menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua
tingkatan, formal maupun nonformal yang menggunakan jaringan komputer
(intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi,
dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya
berlangsung dengan bantuan jaringan internet, sering disebut sebagai online
learning.
Definisi yang lebih luas
dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning
adalah pembelajaran melalui jasa elektronik (Seamolec, 2003).
Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning
adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai
sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio
maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning.
Meskipun per definisi radio dan televisi pendidikan adalah
salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning
mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.
Internet-based
learning atau web-based
learning dalam bentuk paling sederhana adalah web-site
yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini
memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh
nara sumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan,
dapat pula disediakan mailing-list khusus untuk situs
pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi.
Fasilitas e-learning
yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut
perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management
system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet
sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet
(Wibawanto, 2007).
Fasilitas yang
disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan
materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk
pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara
pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan
kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara
pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik
atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak
yang terlibat diwakili oleh email, kanal chatting,
atau melalui video conference.
3.3 Media Aplikasi Lainnya
Selain e-Book dan fasilitas e-learning,
berbagai aplikasi lain bermunculan dan kadang saling berintegrasi
sehingga menimbulkan sinergi sebagai dampak ikutan perkembangan TIK
terutama internet. E-zine dari
kata e-magazine, merupakan bentuk digital dari majalah konvensional.
Penerbitan majalah berformat digital memungkinkan ditekannya ongkos
produksi karena tidak perlu mencetak dan distribusi karena sekali
diupload ke server, seluruh dunia bisa mengaksesnya.
Pemutakhiran isinya
juga dapat dilakukan dengan sangat cepat sehingga perkembangan mutakhir
dapat disajikan dengan lebih cepat. Termasuk dalam kategori e-zine ini
adalah e-newspaper yang berfokus pada berita terkini dan e-journal
yang memfokuskan diri pada laporan hasil-hasil penelitian.
E-laboratory, merupakan bentuk digital dari fasilitas dan
proses-proses laboratorium yang dapat disimulasikan secara digital. Pada
dasarnya, perangkat lunak ini adalah perangkat lunak animasi dan
simulasi yang dapat dikemas dalam keping CD, DVD maupun disajikan pada
web-site sebagai web-based application (perangkat lunak yang
berjalan pada jaringan internet).
Blog atau weblog
adalah perkembangan mutakhir di bidang web-based application.
Ide semula adalah menyediakan fasilitas electronic diary atau
buku harian elektronik untuk remaja. Pengguna dapat mengisi buku harian
tersebut semudah menulis email, mengunggah (upload) ke server
hanya dengan meng-klik ikon, dan hasilnya adalah tayangan tulisan di
layar browser.
Pemakai internet di
manapun berada dapat melihat publikasi tersebut dengan mengakses alamat
situs, misalnya: http://www.ahmadluthfie.wordpress.com.
Dari sisi kandungan
isi, blok sekarang banyak berisi gagasan, ide, dan opini pribadi
tentang satu masalah yang menarik secara subyektif.
Meskipun akurasi
informasi yang tersaji masih bisa diperdebatkan, tetapi yang penting
adalah blog memungkinkan seseorang tanpa pengetahuan desain website
dapat dengan mudah membuat website pribadi dan mengelola maupun
memutakhirkan isinya dengan sangat mudah. Kemudahan lain adalah
tersedianya banyak server blog gratis. Dalam konteks pemanfaatannya bagi
proses pembelajaran, kandungan isi blog pembelajar, misalnya, dapat
menjadi umpan balik bagi fasilitator.
3.4 Pengaruh Penggunaan Media TIK
3.4.1 Pemanfaatan Media E-Learning
Dibandingkan dengan proses
belajar mengajar yang konvensional atau tradisional, e-learning
memang memiliki beberapa kelebihan diantaranya (Santosa, 2005): 1) E-learning
dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih,
2) Ekonomis (dalam kasus tertentu), 3) E-learning dapat
mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis
(dalam kasus tertentu), 4) E-learning dapat mempersingkat waktu
pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis (dalam kasus
tertentu), dan 5) E-learning mempermudah interaksi antara
peserta didik dengan bahan/ materi, peserta didik dengan guru maupun
sesama peserta didik.
Peserta didik dapat saling
berbagi informasi dan dapat mengakses bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat
lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dari sisi pengajar atau
dosen, e-learning memiliki keunggulan diantaranya adalah: 1)
Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir, 2)
Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan
wawasannya, dan 3) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
3.4.2 Pemanfaatan Media Web Blog
Berbeda dengan e-learning,
pemanfaatan Web Blog lebih kepada memberi kemampuan dosen dan mahasiswa
dalam hal menulis baik dalam tulisan ilmiah maupun tulisan non-ilmiah.
Seperti kita ketahui bahwa salah satu titik lemah bagi mahasiswa adalah
dalam hal menulis terutama dalam bentuk karya ilmiah.
Sehubungan dengan peningkatan
kemampuan menulis, pemanfaatan media blog sangatlah sesuai dengan
karakteristik pembelajaran menulis. Dengan blog, mahasiswa bisa menulis
apapun pada bagian blog yang telah ada, termasuk memberi tambahan
penekanan atau informasi dengan media lain yang juga telah tersedia,
seperti audio, video, atau link ke alamat laman (situs) relevan lainnya.
Secara teknis, membuat blog
tidaklah sulit, karena tidak memerlukan pengetahuan pemrograman dan
sintaks yang rumit. Mahasiswa hanya tinggal mengisi slot-slot yang sudah
ada, seperti halnya mengetik, kemudian tinggal dipublikasikan dan blog
mereka sudah bisa dilihat oleh seluruh orang didunia. Jika ada
kesalahan, hal tersebut bisa langsung diperbaiki. Jadi, membuat blog
sangatlah mudah, sepanjang ada koneksi.
Blog sebagai wadah curahan
ide dan tulisan mahasiswa akan sangat bermanfaat bagi mereka karena blog
sebagai media online mampu memberikan audiens riil bagi tulisan
mahasiswa. Jika selama ini, dosen adalah satu-satunya orang yang membaca
tulisan mahasiswa, dengan media blog, tulisan mereka dapat dibaca oleh
teman-teman mereka, baik yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di
tempat-tempat lain, orang tua mereka, dan mereka yang memiliki akses ke
internet.
Tanpa disadari, potensi
audiens riil ini memberikan ‘tuntutan’ sekaligus kesempatan bagi
mahasiswa untuk menunjukkan hasil karya mereka yang terbaik. Diharapkan
hal ini juga akan memberikan motivasi yang lebih baik bagi peningkatan
kompetensi menulis mahasiswa.
Lebih lanjut, sesuai dengan
beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya, blog dipercaya akan
sangat membantu peningkatan prestasi mahasiswa dalam pembelajaran
menulis. Rasional tindakan tersebut adalah sebagai berikut (Santosa,
2005): 1) Mahasiswa akan dibiasakan untuk berkerja melewati proses
kegiatan menulis, mulai dari outline, membuat draft, sampai tulisan
final dimana di setiap proses tersebut. Hasil tulisan mahasiswa dari
outiline, draft sampai tulisan final yang telah disetujui atau dikoreksi
di-upload di blog mereka sehingga memberi kebanggaan dan
dorongan untuk berbuat yang terbaik untuk ditunjukkan ke semua orang
yang memiliki akses ke blog mereka, 2) Mahasiswa diberikan kesempatan
untuk melakukan peer correction, dimana mereka bisa saling
melihat dan memberi komentar pekerjaan temannya untuk hasil yang lebih
baik sebelum dikoreksi oleh dosen. Hal ini sudah barang tentu akan
membantu dosen juga mengingat mengoreksi tulisan mahasiswa tidaklah
mudah mengingat jumlah kelas dan mahasiswa yang diajar, 3) Dari awal,
standar penilaian yang akan digunakan untuk mengoreksi pekerjaan
mahasiswa diberikan dan dijelaskan sehingga masing-masing pihak paham
akan apa yang semestinya ditekankan atau diperbaiki, dan 4) Untuk
memberi kreativitas dan inovasi, media blog akan digunakan. Mahasiswa
akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana membuat blog, kemudian mengisi
tulisan di dalamnya, dan bagaimana memberi komentar atas tulisan
teman-temannya melalui media tersebut. Kemudian, seluruh blog mahasiswa
didaftarkan oleh dosen dalam suatu wadah blog baru. Hal ini bertujuan
mirip seperti mailing list (hal yang sama bisa dilakukan dengan media RSS/Rich
Summary Site Feed/Really Simple Syndicate) dimana ketika seseorang
yang meng-upload tulisan, sistem blog itu akan secara otomatis ‘memberi
tahu’ pemilik blog lainnya yang sudah tergabung dalam suatu wadah tadi.
Ini akan jauh memudahkan mahasiswa dan dosen. Jika tidak, agak sulit
tampaknya untuk mengetahui apakah seseorang sudah menulis sesuatu atau
belum kecuali yang bersangkutan memang sengaja masuk ke blog temannya.
Dalam pembelajaran menulis,
mahasiswa juga harus memahami pengetahuan akan elemen-elemen dasar
tulisan, pengetahuan akan komponen-komponen yang membentuk
suatu tulisan yang padu (unity) dan koheren (coherence),
serta kompetensi menulis berdasarkan jenis-jenis tulisan.
Dalam hal ini, mahasiswa
dapat menuangkan ide-idenya dan mengekspresikan perasaannya dalam bentuk
tulisan yang baik dan efektif. Baik artinya paragraf tersebut merupakan
suatu kesatuan yang padu dan koheren. Efektif dimaksudkan bahwa tulisan
mereka nantinya mampu menarik perhatian pembaca sekaligus mampu
menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan baik.
Dengan memanfaatkan blog
sebagai media jurnal online dalam pembejaran menulis, kompetensi menulis
mahasiswa dapat ditingkatkan. Peningkatan kompetensi ini diharapkan
berimbas pada peningkatan kompetensi berbahasa Inggris mahasiswa yang
meliputi aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya, yaitu menyimak,
membaca, dan berbicara serta komponen-komponen bahasa, seperti
pelafalan, struktur, pilihan kata, kosakata, dan lainnya.
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil
penjelasan dan uraian sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1) Perkembangan teknologi informasi sangat
mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan masyarakat dalam hal mencari
informasi yang dibutuhkan.
2) Teknologi Web menjadi garda terdepan dalam
jembatan penyampaian dan penyebaran informasi.
3) Adanya media e-learning, e-Book, dan
Web Blog telah terbukti menjadi alternatif bagi kalangan pendidikan
dalam berinteraksi dalam proses pembelajaran.
4) Media TIK juga telah dianggap berhasil dalam
meningkatkan motivasi dan minat belajar bagi para siswa atau mahasiswa.
didapat dari berbagai sumber
BalasHapus